A. Perkembangan Teori Atom
1. Aristoteles (384–322 SM),
Aristotles
berpendapat bahwa materi bisa dibagi hingga tak terhingga (bersifaf kontinu).
2. Democritus ( 460- 370 SM)
Democritus
menyatakan bahwa materi-materi tersusun dari partikel-partikel terkecil yang
tidak dapat di bagi lagi. Teori Democritus tentu bertentangan dengan teori Aristoteles
3. John Dalton (1766-1844)
Dalton berpendapat bahwa konsep atom democritus benar. Keyakinannya didasarkan pada Hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap.
Pada tahun 1803 ia merumuskan teorinya sebagai berikut :
· Atom adalah unit pembangun dari segala macam materi
· Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang masih mempunyai sifat sama dengan unsur pembentuknya
Dalton berpendapat bahwa konsep atom democritus benar. Keyakinannya didasarkan pada Hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap.
Pada tahun 1803 ia merumuskan teorinya sebagai berikut :
· Atom adalah unit pembangun dari segala macam materi
· Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang masih mempunyai sifat sama dengan unsur pembentuknya
· Reaksi kimia tidak dapat memusnahkan
atom, tidak menciptakan atom, tidak mengubah atom menjadi unsur lain. Hanya
menata ulang susunan atom yang terlibat dalam suatu reaksi
· Atom-atom dari suatu unsur adalah
identik. Atom-atom dari unsure yang berbeda memiliki sifat yang berbeda,
termasuk mempunyai massa yang berbeda
· Senyawa terbentuk ketika atom-atom dari
dua jenis unsur atau lebih bergabung dengan perbandingan tertentu
Bentuk atom Dalton
:
Bentuknya sederhana seperti bola bulat pejal, massif,
tidak
memiliki muatan, dan tidak dapat dibagi
Kelemahan teori atom Dalton
a. Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi.
b. Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.
c. Model atom Dalton tidak dapat menjelaskan
perbedaan antara atom unsur yang satu dengan unsur
yang lain.
Kelebihan teori atom Dalton
a.Dapat menerangkan Hukum Kekekalan Massa
(Hukum Lavoisier)
b. Dapat menerangkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
b. Dapat menerangkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
4.
Joseph
John Thomson (1856-1940)
Percobaan menggunakan tabung sinar katode :
Penjelasan :
Gambar tersebut membuktikan bahwa sinar katode merupakan radiasi partikel
yang bermuatan listrik negatif dengan rincian hasil :
1. Sinar katode merambat lurus dari
permukaan katode menuju anode
2. Sinar katode dapat memutar kincir
3. Sinar katode dibelokkan kearah kutub
positif
Kesimpulan :
Sinar katode dalam medan listrik, bermuatan listrik negatif karena berbelok setelah didekatkan ke kutub positif yang kemudian dinamakan elektron.
Kesimpulan :
Sinar katode dalam medan listrik, bermuatan listrik negatif karena berbelok setelah didekatkan ke kutub positif yang kemudian dinamakan elektron.
Model atom Thomson (1898) :
Atom berbentuk bulat dimana
muatan listrik posiif yang tersebar merata dalam atom dinetralkan oleh
elektron-elektron bermuatan negatif yang berada diantara muatan positif.
Kelebihan
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
Kelemahan
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut, belum dapat menjelaskan reaksi kimia yang terjadi antar atom
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut, belum dapat menjelaskan reaksi kimia yang terjadi antar atom
5.
Ernest Rutherford (1871-1937)
Eksperimen Rutherford
Dari eksperimen tersebut Rutherford menyimpulkan:
· Sebagian besar partikel sinar alfa
dapat tembus karena melalui ruang hampa
· Atom memiliki
bagian yang sangat kecil tetapi sangat padat yang disebut inti
atom
· Muatan inti
atom sejenis dengan muatan partikel sinar alfa, yaitu beruatan positif
Model atom Rutherford :
Atom tersusun dari inti yang bermuatan positif
dikelilingi oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif. Massa atom terpusat
t pada inti dan sebagian besar volume atom merupakan ruang hampa.
Kelemahan: tidak menjelaskan
mengapa electron tidak jatuh ke intinya
6. Niels Bohr (1885-1963
Pada tahun 1911 niels bohr melakukan eksperimen untuk
memperbaiki teori atom rutherford. Ia melakukan percobaan spektrum atom
hidrogen.
Melalui percobaannya ia menimpulkan :
·
Electron dalam atom hanya dapat berada
pada tingkat energy tertentu
·
Pada keadaan normal electron menempati
tingkat energy terendah yaitu kulit K
· Electron dapat berpindah dari satu
kulit ke kulit lain disertai pemancaran/penyerapan sejumlah energy
· Selama elektron berada dalam lintasan tetapnya, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi
dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
Model atom Bohr :
Elektron-elektron pada atom
mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit electron yang
mempunyai tingkat energi. Semakin keluar maka senakin tinggi tingkat energinya.
7.
Teori Atom Modern
Model atom dengan orbital lintasan
elektron ini disebut model atom modern atau model atom mekanika kuantum yang
berlaku sampai saat ini
B. Partikel Penyusun Atom
Atom terdiri dari tiga macam
partikel yaitu proton, netron, dan elektron. Proton dan netron terdapat dalam
inti atom, sedangkan elektron berada dalam ruang seputar inti atom. Ketiga
macam partikel ini tergolong partikel dasar, sebab atom unsur-unsur dibentuk
oleh partikel-partikel itu.
C. Notasi Atom
Nomor atom suatu
unsur (lambangnya Z) sama dengan
jumlah proton dalam inti atom unsur itu.Oleh karena atom bersifat netral, maka
dalam atom jumlahb proton harus sama dengan jumlah elektron. Dengan demikian
nomor atom menunjukkan jumlah proton dalam atom atau jumlah elektron dalam
atom. Nomor massa atom suatu unsur (lambangnya
A) menunjukkan jumlah proton dan netron dalam inti. Lambang suatu unsur
dapat dituliskan sebagai berikut:
dimana :
A = nomor massa, menunjukkan jumlah
proton + jumlah netron,
A = ∑ p + ∑ n
X = tanda atomsuatu unsur
Z = nomor atom, menunjukkan jumlah
proton atau jumlah elektron dalam inti.
Misal 126C, artinya
nomor atom C = 6 , maka jumlah
proton = jumlah elektron = 6
dan nomor massa C = 12, maka jumlah
netron = 12 – 6 = 6
Atom – atom suatu
unsur dapat mengandung netron dengan jumlah yang berlainan. Misalnya atom
oksigen di alam ada yang mengandung 8 netron, 9 netron, atau 10 netron.
Sedangkan jumlah proton atau jumlah elektron semua atom oksigen adalah 8. Atom-
atom unsur yang sama tetapi mempunyai jumlah netron yang berbeda merupakan isotop.
Sedangkan atom unsur – unsur yang berbeda dengan nomor atom yang berbeda tetapi
mempunyai massa atom yang sama merupakan isobar. Dan atom unsur – unsur
yang berbeda dengan jumlah netron yang sama merupakan isoton.
Atom suatu unsur
ada yang cenderung melepas/menangkap elektron. Atom yang melepas elektron akan
membentuk ion positif dan yang
menangkap elektron akan membentuk ion
negatif.
D. Konfigurasi Elektron
Adalah
penyebaran elektron dalam kulit atom atau menggambarkan jumlah elektron yang
mengisi tiap-tiap kulit. Berdasarkan mekanika kuantum diketahui bahwa lintasan
gerak elektron dalam atom tidak dapat
ditentukan secara. Yang dapat ditentukan adalah elektron mempunyai kebolehjadian
menempati ruang-ruang tertentu dalam atom yang dinamakan orbital. Tiap
orbital maksimum dapat menampung dua elektron. Orbital – orbital yang mempunyai
tingkat energi sama atau hampir sama membentuk kulit. Aturan pengisian electron
pada kulit atom:
1.
Jumlah maksimum electron yang menempati tiap kulit harus
memenuhi persamaan 2n2, dengan n adalah bilangan kuantum utama (nomorkulit)
Hubungan kulit , nilai n, dan daya tampung elektron
Nomor Kulit |
Nama Kulit |
Jumlah elektron maksimum |
K
|
1
|
2
|
L
|
2
|
8
|
M
|
3
|
18
|
N
|
4
|
32
|
dst
|
dst
|
dst
|
2.
Cara penulisan konfigurasi elektron:
·
Untuk unsur yang nomor atomnya 1 – 18 : isilah kulit yang
tingkat energinya terendah terlebih dahulu sampai penuh, baru kalau ada sisa
isilah kulit berikutnya.
·
Untuk unsur yang nomor atomnya > 18 : Bila elektronnya
tidak cukup untuk mengisi secara penuh, maka kulit berikutnya diisi sama
seperti kulit sebelumnya atau dua kulit sebelumnya.
Contoh :
Tulis konfigurasi elektron dari :
3Li7
= 2. 1
35Br79 = 2.
8. 18. 7
11Na23 = 2. 8. 1
25Mn55 = 2 .8 .8.
7
Jumlah
elektron yang terletak pada kulit paling luar disebut dengan elektron Valensi . Elektron
valensi dari 73Li (2. 1} adalah 1 , elektron
valensi dari 31 15P (2.8.5 ) adalah 5.
E. Pemakaian Radioisotop
Radioisotop digunakan dibidang kedokteran nuklir untuk
keperluan diagnosis maupun terapi.
Kriteria
radioisotop yang akan digunakan sebagai diagnose adalah sebagai berikut
1.
Penggunaan
dosis radiasi yang kecil
2.
Penggunaan
radioisotop dengan umur paruh pendek
3.
Sistem
pembuangan/limbah yang memadai
4.
Sistem proteksi
radiasi yang memadai
1. Pemeriksaan
Fungsi Kelenjar Gondok
Untuk pemeriksaan kelenjar gondok digunakan Na-I-131 atau
Pertechnetate-Tc-99m. Pemeriksaan ini
sangat berguna untuk diagnosa penyakit gondok endemik.
2. Pemeriksaan
Fungsi Ginjal
Senyawa Hippuran – I – 131 yang dimasukkan ke dalam tubuh
melalui pembuluh balik lengan dengan cara di suntikan dan dideteksi pada daerah
ginjal kiri dan kanan, dapat memberikan informasi mengenai fungsi ginjal.
3. Pemeriksaan
Fungsi Hati
Radioisotop yang
digunakan pada pemeriksaan adalah Tc-99m, Au-98, I-131, NaI-131 yang dimasukkan
dalam tubuh dan dengan bantuan scanner dapat diperoleh hasil berupa gambaran
yang dapat memberikan informasi antara lain :
·
Ukuran hati
·
Adanya kelainan
disekitar jaringan hati.
·
Respon jaringan
hati terhadap hasil pengobatan penyakit hati
·
Adanya kelainan
bawaan hati
Kegunaan Radioisotop dalam Aplikasi Industri
Pada
eksplorasi minyak dan gas, penggunaan
teknologi nuklir berguna untuk menentukan sifat dari bebatuan
sekitar seperti porositas dan
litografi.
Teknologi ini melibatkan penggunaan neutron
atau sumber energi sinar gamma dan detektor radiasi
yang ditanam dalam bebatuan yang akan diperiksa.
Pada
konstruksi jalan, pengukur kelembaban dan
kepadatan
yang menggunakan nuklir digunakan untuk mengukur kepadatan tanah, aspal,
dan beton.
Biasanya digunakan cesium-137
sebagai sumber energi nuklirnya.
Ionisasi
dari americium-241
digunakan pada detektor asap
dengan memanfaatkan radiasi alfa. Tritium digunakan
bersama fosfor
pada rifle untuk meningkatkan akurasi penembakan pada malam hari. Perpendaran
tanda “exit” menggunakan teknologi yang sama.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar